Mahathir Mohammad saat ini kembali menjabat sebagai perdana menteri Malaysia. Sepengembalian dirinya ke kursi perdana menteri, membuat dua hakim berkekuasaan tinggi di Malaysia mengundurkan diri. Setelah itu Jaksa Agung dan Gubenur Bank Negara juga ikut mengundurkan diri.
Mahathir Mohammad secara sangat mengejutkan berhasil memimpin dan mengalahkan koalisi pemerintahan dari Najib Razak dalam pemilu pada bulan lalu. Begitu menjabat kembali, dengan tegas dirinya akan terus melakukan penyelidikan terkait dugaan korupsi yang saat ini melibatkan badan Investasi Negara, 1MDB.
Saat berada dibawah kepemimpinan Najib Razak, kasus tersebut tidak ditindaklanjuti di Malaysia. Dirinya membantah tegas tudingan korupsi 1MBD yang diarahkan kepadanya.
Rabu, 13 Juni 2018, Pernyataan dari pengadilan Malaysia, mengatakan bahwa Raus Sharif selaku ketua Hakim Negara dan Zulkefli Ahmad Makinudin , selaku Ketua Mahkamah Banding, akan mengundurkan diri pada 1 Juli 2018.
Pengunduran diri dari para pejabat tinggi harus disetujui oleh sultan Malaysia dan berdasarkan kabar sekarang bahwa pengunduran diri dari kedua hakim tersebut sudah disetujui oleh Sultan Malaysia.
Masa jabatan dari keduanya sudah sempat diperpanjang oleh Najib Razak, yang pada saat keputusan tersebut sempat memicu aksi protes dari kubu Mahathir Mohamad. Mereka mengkritik bahwa pengadilan Malaysia sangat buruk dalam beberapa tahun belakangan.
Minggu lalu, Muhamad Ibrahim selaku Gubenur Bank Sentral Malaysia juga mengundurkan diri setelah munculnya tudingan bahwa bank sentral ikut membantu pemerintahan sebelum membayar sebagian utan dari badan investasi negara, 1MDB.
Sedangkan Apandi Ali, selaku Jaksa Agung posisinya diganti oleh Tommy Thomas yang berjanji akan mengupayakan gugatan pidana ataupun perdata yang berkaitan dengan kasus dari badan ivestasi negara, 1MDB.
Penyelidikan pun dilakukan terhadap Najib dan istrinya terkait dengan masalah keuangan dari badan ivestasi negara, 1MDB. Untuk saat ini mereka sudah dilarang untuk berpergian keluar negeri.
Tudingan korupsi tersebut dikabarkan menjadi kekalahan Najib Razak dalam koalisi melawan Mahathir Mohammad pada pemilu bulan yang lalu. Mahathir sendiri pada debut pertama kepemimpinannya antara tahun 1981 – 2003 juga pernah dituding oleh kelompok oposisi yang dapat melemahkan kemandirian dari pengadilan Malaysia.